SUNGAI RAYA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam
Sufaat mengatakan, empat pesawat tanpa awak akan memperkuat pertahanan
Kalimantan dan segera ditempatkan di Pangkalan TNI AU Lanud Supadio pada
akhir 2011.
"Pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak diarahkan untuk
memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di
Kalimantan Barat, bahkan juga dioperasikan untuk pengawasan di pulau
Kalimantan," katanya saat berkunjung ke Lanud Supadio Pontianak, Jumat
(19/8/2011) sore.
Saat ini proses pembangunan hanggar untuk empat pesawat tersebut sudah
delapan puluh persen dikerjakan dan ditargetkan dalam waktu dekat
pengerjaannya sudah selesai.
"Karena pengadaan pesawat tanpa awak ini dilakukan oleh Kementerian
Pertahanan, kita belum tahu pasti kapan pesawat itu bisa ditempatkan di
Lanud Supadio. Namun, kita harapkan akhir 2011 pesawat tersebut sudah
ada di sini (Supadio)," tuturnya.
Imam mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat
strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan
dari jarak jauh.
Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai serta dilengkapi
dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari. Dia
menyatakan, keberadaan pesawat tanpa awak selain digunakan untuk
memperkuat pertahanan NKRI di gatra udara juga bisa berfungsi sebagai
alat untuk mendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan,
baik laut mupun udara.
Selain itu juga bisa berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya
kebakaran hutan yang marak terjadi di wilayah Kalimantan dan pulau
lainnya.
"Berdasarkan hasil pertemuan terahir dengan pihak
Amerika beberapa waktu lalu, telah disepakati Indonesia akan menerima 24
pesawat tempur F16 bekas dari Amerika Serikat plus enam pesawat
cadangan, sehingga totalnya menjadi 30 unit," tuturnya.
Nantinya ke 30 pesawat tempur hibah itu akan di upgrade ke blok 52
lengkap dengan persenjataan mutakhirnya melengkapi jumlah yang ada saat
ini 10 unit sehingga menjadi 2 skuadron ( 40 unit) F16.
Dia menambahkan, pada Desember 2010 juga telah dilakukan penandatanganan
kontrak pembelian 16 Super Tucano buatan Brazil, lalu April 2011 sudah
ada kepastian pengadaan pesawat latih/tempur jenis T-50 buatan Korea
Selatan. Kedua Skuadron itu secara bertahap akan mengisi arsenal TNI AU
mulai awal tahun depan.
"Pada 2011 juga sudah dipersiapkan tambahan 6 unit
Sukhoi lengkap dengan persenjataannya untuk melengkapi jumlah yang ada
sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya.
Opsi tentang perkuatan pesawat tempur jenis Sukhoi tetap mengental.
Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan terus ditambah
minmal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su27/30.
"Bahkan petinggi TNI AU sangat berminat dengan Sukhoi SU35 BM minimal 1 skuadron.
Untuk memenuhi kriteria minimum essential force (MEF) sampai dengan
2014 TNI AU membutuhkan minimal 10 skuadron tempur," kata Imam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar